Kontak Person

Phone: 08122624412

BANK
Acc. Bank Mandiri Surakarta No.138-00-0689319-7 a.n. Supawi Pawenang;
Acc. BPD Jateng Cab. Surakarta No.2-002-11942-5 a.n. Supawi Pawenang;

Jumat, 25 Desember 2009

Total Quality Management

Mutu merupakan faktor utama organisasi untuk dimensi memenangkan persaingan.
Mutu merupakan elemen kunci bagi penerapan strategi (di Jepang, baik industri otomotof, elektronik, mesin, dan sebagainya menerapkan mutu pada posisi utama. Begitu pula perusahaan-perusahaan USA, Kanada, dan negara maju lainnya).
Mutu merupakan cara utama untuk mengeliminasi setiap bentuk pemborosan.
Total Quality Management adalah..... selanjutnya

Jumat, 02 Oktober 2009

Makna Rahasia Gempa SUMBAR

Kami, Pondok Pangelmon, turut berduka atas terjadinya gempa Sumbar, juga gempa Jabar, yang mengakhiri bulan September (30 September) dan mengawali (2 September 2009).
Bulan September merupakan bulan yang memuat banyak makna.
1. Penyucian jiwa-jiwa muslim ada di bulan itu, karena bulan Ramadhan juga bersamaan dengan bulan itu.
2. Penyucian kembali juga di bulan itu, karena hampir seluruh komponen bangsa bersalam-salaman saling memohon maaf lahir batin, semua mengakui kesalahan dengan penuh keikhlasan, nyaris tanpa paksaan.
3. Tentu saja, malam lailatul Qadar juga ada di bulan itu.
4. Namun demikian, di bulan itu juga, dua bencana yang mengerikan, meluluhlantakkan bangunan, mental, jiwa, raga, ada di bulan itu, yang berupa gempa dahsyat 7,6 SR menghantam Jabar, dilanjutkan dengan Sumbar. masyaAllah.....inna lillahi wa inna illaihi roji'un..

Atas dua gempa itu, saya terus terang saja tercengang...tak mengerti mengapa itu terjadi....Aku bahkan berfikir, apakah ini hanya suatu siklus alam yang sedang berbenah, ataukah suatu bentuk peringatan Tuhan? Kalau siklus alam, kenapa bertubi-tubi? Kalau bentuk peringatan...apakah betul kita tidak beriman? bukankah umat-umat agama di negeri ini tampaknya telah patuh dan taat pada ajarannya....? bahkan banyak pihak yang tidak segan-segan untuk mengatakan bahwa merekalah yang paling benar...dan jumlahnya itu banyak serta beragam aliran...Kan..ini pertanda kita-kita sebenarnya telah benar....iya kan...?
Dalam suatu guyonanku dengan kawan-kawan, hingga kebingungan itu terucap.."coba JABAR-kan...kalau SUMBAR..akhirnya akan jadi apa...?
Uh...itu mungkin guyonan bodoh...tapi nggak apa-apa...dari pada bengong.

Namun demikian, yang berikut ini ada bukti keseriusannya lhooo...silakan baca...dan renungkan dalam-dalam...jangan setengah-setengah...karena maknanya ada di kedalaman.....

Gempa Sumbar yang pertama dengan kekuatan di atas 7 SR itu terjadi pada jam 17.16. Gempa susulannya (kedua) terjadi pada jam 17.38. Dua gempa itu terjadi pada tanggal 10 Syawal (10.10). Bulan Syawal sendiri merupakan bulan ke 10. Pagi harinya terjadi gempa di Jambi pada jam 8.52.

Angka-angka tersebut, jika kita kaitkan dengan al Qur'an, maka sepertinya kita akan menemukan maknanya....Tentu saja..kebenaran mutlakknya adalah kuasa Tuhan.
Untuk mengerti maknanya...maka...silakan baca al Quran:
-QS 17 ayat 16
-QS 17 ayat 38
-QS 8 ayat 52
lalu baca juga
QS 10.10, karena itu adalah petunjuk penting bagi kita.

sebelumnya mohon maaf...teks QS tersebut tidak aku tampilkan di sini, dengan tujuan anda nanti akan betul-betul mengaji al Qur'an....
Betul...Lihatlah...semoga anda menemukan makna rahasia di balik kejadian itu.
Terima kasih...wassalam...
laa haula wa laa quwwqtq illa billahil aliyil adzim...
wallohu 'alam bish showab...

Salam
Supawi Pawenang
Pondok Pangelmon



Kamis, 17 September 2009

Teori Laba

Tujuan Perusahaan
Perusahaan umumnya mempunyai banyak tujuan. Tujuan-tujuan itu dapat digolongkan sebagai tujuan antara dan tujuan akhir. Tujuan antara dapat saja berupa: perluasan pasar, diversifikasi produk, perkuatan jaringan, penguatan eksistensi, pengenalan produk, dan sebagainya. Namun, tujuan-tujuan itu akan bermuara pada tujuan akhir, yaitu laba.
Laba yang diinginkan oleh perusahaan mempunyai idealitas, bahwa laba harus besar atau banyak dan diperoleh dalam jangka waktu yang selama-lamanya. Ini wajar, karena perusahaan umumnya didirikan di atas prinsip kontinyuitas atau going concern, yaitu prinsip yang mengatakan bahwa perusahaan didirikan untuk jangka waktu yang selama mungkin. Tidak ada batasan waktu tertentu yang disepakati untuk menakhiri perusahaan. Oleh karena itu, setiap manajer perusahaan berupaya untuk mencapai tujuan akhir itu secara berkesinambungan.

Hambatan Laba

Perusahaan memang berorientasi laba secara ideal, namun dalam realitasnya, idealitas itu terkendala oleh keinginan nasabah. Nasabah pada umumnya menginginkan memperoleh produk yang bermutu, memberikan banyak manfaat, tetapi biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh produk tersebut minimal. Perilaku konsumen ini bertolak belakang dengan keinginan perusahaan yang mengininkan harga jual tinggi dan lakunya banyak. Guna mengadapi realitas semacam itu, maka perusahaan perlu.....selanjutnya baca...

Selasa, 26 Mei 2009

Apakah Dunia Panggung Sandiwara?

Masih ingat lagunya Ahmad Albar "Panggung Sandiwara?". sepenggal kalimat dalam lagu itu "...Dunia ini panggung sandiwara...ceritannya...".

Siang tadi di saya diskusi tentang itu dengan kawan-kawan di FAI-UMS. Dari diskusi itu muncul berbagai pendapat yang saya kira memperkaya sudut pandang kita. Karena, kawan-kawan memang mengambil posisi pada sudut pandang para pemikir-pemikir yang lalu. Terutama dalam menjawab pertanyaan apakah kita manusia ini memang berperan dalam panggung sandiwara? Kita sedang berperan sebagai dosen, tentara, wartawan, tukang becak, presiden, buruh, dan sebagainya? Lontaranpertanyaan itu mendapat jawaban yang beragam. Ada yang berpendapat bahwa "apapun peran kita, perlu dihayati dengan baik. Karena dengan menghayati dan menjalankan peran dengan baik itu sutradara ataupun produser akan menghargai kita. Penonton ataupun kawan main yang lain juga akan mengapresiasi. Permainan peran kita yang kita jalani dengan baik inilah yang akan membawa kita dalam ketenaran, kemakmuran, kebanggaan, dan sebagainya. Itulah manifestasi hidup. Ketika kita suksen menjalankan suatu peran, kita mungkin, atau bahkan pasti, akan diperankan lain dengan peran yang lebih baik da lebih menantang. Kalau yang semula hanya figuran, mungkin akan mejadi pemain utama. Kalau kita tidak segera mendapatkan tawaran, kita dapat dengan inisiatif sendiri melamar pera yang menantang itu kepada penyelenggaranya. Dalam kehidupan itu adalah Tuhan. Tentu saja, sang pengambil keputusan penentu peran akan mempertimbangkan kesuksesan peran sebelumnya yang pernah kita mainkan. Kalau semula dalam berperan kita hanya menyelesaikan dengan standar minimal, maka tentu peran yang akan lebih menantang tidak akan diberikan kepada kita"...ha..ha..ha...tawa kawanku itu mengakiri jawabannya.

Tetapi bang...sahutku.."kalau dunia ini panggung sandiwara..tentunya kita memang mendapat peran yang pasti...Kalau kita dimainkan dalam peran orang yang baik-baik saja..tidak masalah bang..karena memang kitab sucipun menghendaki orang agar menjadi orang baik..Tetapi kalau kita diperankan sebagai peran jahat bagaimana..? imbalannya apakah surga? Kalau peran itu harus kita jalani dengan sebaik-baiknya, maka kejahatan yang kita lakukan harus betul-betul jahat. Semakin jahat kita akan semakin menunjukan ketaqwaan dong...? Kalau memang seperti itu, berarti neraka tidak ada...? Lha..kalau memang dunia ini panggung sandiwara.dan kita diperankan jahat...waduh...sial sekali kita...? terus dimana letak Maha Rahman dan Maha Rahim Tuhan..?"

"..ya...aliran Jabariah pandangannya memang begitu...bahwa semua ini adalah manifestasi Tuhan. Kita hanya "wayang" yang digerakkan. Apapun yang kita jalani adalah kehendak Tuhan. Ini berbeda dengan pandangan Mu'tazilah...yang mengatakan bahwa Tuhan membekali kita akal. Akal ini yang digunakan oleh manusia untuk menentukan perilakunya di dunia. Bagi orang yang berakal tentu akan memilih yang terbaik, jalan baik yang ditentukan Tuhan. Kalau pilihannya bukan jalan yang baik, itu bukan akal yang mendominasi, tetapi nafsu. Bagi Mu'tazilah, baik orang yang telah bersinggungan dengan wahyu ataupun belum, semuanya dapat menentukan baik dan buruknya perbuatan. Jawab kawanku satunya. Ia melanjutkan...lain halnya dengan sy'ariah....Perbuatan baik dan buruk itu dikabarkan oleh wahyu..melalui para rasul..melalui itab suci. Sebelum ada wahyu itu..kita berada dalam ruang yang bias yang belum bisa menntukan baik dan buruknya perilaku. peran akal hanya akan mulai aktif setelah ada pewahyuan. Satu kawanku menyahut pendek..."Kalau orang tidak pernah bersentuhan dengan pewahyuan berarti bebas hukum...?"...Yang tadi kembali menjawab.."mestinya tidak ada yang lepas dri wahyu..karena di dalam kitab suci dijelaskan bahwa Tuhan telah menunjuk utusannya untuk menyampaikan ajaran pada semua insan."

"Tuhan memang telah mengilhami manusia perbuatan jahat dan perbuatan baik lengkap dengan segala informasinya tentang balasannya. Manusia diberikan kebebasan untuk memilih. Kalau mau surga, ya pilih yang baik. Kalau mau neraka, ya pilih yang buruk. Itu pilihan bebas yang rasional. Manusia itu diciptakan sebaik-baiknya ciptaan, tetapi kalau tidak mengguakan akalnya untuk memilih apa yang diperintakan Tuhan, maka ia akan terjerembab masuk ke dalam lembah asfala safilin. Maka, manusia itu perlu berlomba-loba dalam kebaikan. Ibarat kita berjalan, kita ini mendapat daya tarikan dari dua sisi. Sisi kiri ini tarikan setan yang akan menjatuhkan dalam kesengsaraan, sisi negatif, di sebelah kanan kita ditarik malaikat yang akan menjatuhkan ke dalam surga. Akal kita membantu tarikan malaikat, tetapi nafsu kita membantu tarikan setan. Kita dikatakan berhasil kalau tarikan kebaikan ini yang menang. Jadi, sejatinya..kita hidup ini sudah berada dalam perjuangan untuk memenangkan. Shiroth al mustaqim itu ya yang kita jalani dalam hidup ini... " sergah kawanku yang semula diam.

Rabu, 20 Mei 2009

Kaderisasi Generasi Laduni

Agama mengabarkan bahwa setelah manusia menjalani hidup di dunia, semua akan menuju ke alam keabadian. Keabadian dalam bahagia atau keabadian dalam penderitaan. Untuk menuju alam kebahagiaan, syarat utamanya adalah taqwa, menjalankan apa yang diperintahkan Tuhan dan menjauhi larangannya. Namun demikian, itu tidak mudah. Beragam godaan melilit geliat manusia untuk berusaha "meniadanan selain Ada". Sehingga, menegasi selain Ada sulit dilakukan. Padahal, Nafs al Muthmainah yang dijanjikan surga itu adalah ketika kita berani "Meniadakan selain Ada".
Materi, merupakan sesuatu yang paling kuat menggenggam kita menjadi terpedaya olehnya, sehingga nafsu serakah, amarah, gelisah, mewabah di dalam setiap tarikan nafas, menyusahkan untuk mendaki menuju kesucian. Padahal, dalam kesucian itu penyibaan (kasyf) ada.
Proses keilmuan dalam upaya menemukan kesejatian menuju muthmainah itu masih mengalami kekurangan. Keilmuan selama ini masih parsial. Pada sekelompok memaknai secara positivistik, materialistik. Kelompok-kelompok lain ada yang menekankan pada unsur idea yang cenderung metafisis. Pemahaman yang tidak holistik seperti itu yang menyebabkan jalan menuju kasyf terkendala.
Filsafat ilmu yang sekarang berkembang, dapat dikelompokkan kedalam tiga aliran, yaitu rasionalisme, empirisisme, dan metafisis. Ketiga-tiganya ini sayangnya tidak dipahami secara bersama-sama dan holistik, tetapi hanya dipahami secara parsial. Misalnya, paham rasionalisme berhenti pada metafisis, di sisi laim ada yang hanya terhenti pada rasionalisme dan empirisisme, mengabaikan metafisis. Pola pandang seperti ini memunculkan dikotomi Islam-Barat, Revivalis-Modernis, dan lain-lain.
Menurut saya ketiganya perlu digabung, sehingga kebenaran dapat dipahami secara utuh. Kita dapat melihat kebenaran berdasar rasio, sekaligus empiri, sekaligus suara Tuhan yang metafisis.
Penggabungan tiga aliran keilmuan ini yang kami coba kembangkan di Pondok Pangelmon. Hasilnya sudah mulai nyata. Sebagian keberhasilan itu kami beritakan dalam tulisan tentang "Dua Anakku Spiritualis". Wallahu 'alam bishshowab. Laa haula wa laa quwwata illa billahilaliyil adzim.

Minggu, 18 Januari 2009

Dua Anakku Spiritualis

Saat ini (januari 2009) aku dikaruniai 3 anak. Argawi kandito (Lk, 14), Netya Dzihni Kinanggit (Pr, 9), Qolbi Yustisia Pinawang (Pr, 7 bln). Dari ketiga anak tersebut, dua anakku yang pertama ternyata mempunyai kemampuan spiritualitas, yang menurut saya, cukup tinggi. Beberapa kemampuan dimiliki oleh mereka berdua, yang ini sepertinya merupakan hal langka. Kemampuan itu antara lain: Mereka dapat secara langsung berkomunikasi dengan Tuhan maupun dengan Nabi (conversation with God and Prophet). Untuk hal ini, Toto, panggilan akrab Argawi Kandito, telah menuliskannya di buku pertama yang diberi judul "Berjumpa 26 Nabi: Pengalaman Spiritual Seorang Bocah" diterbitkan oleh Pustaka Pesantren, LKiS Yogjakarta. Berkomunikasi dengan binatang, tumbuhan, benda-benda lainnya juga dapat dilakukan.
Mereka juga memiliki kemampuan penginderaan jarak jauh, mendeteksi kesehatan, mencarikan obat untuk penyakit, serat dapat melakukan flash back atas kejadian-kejadian yang pernah terjadi sebelumnya. Kemampuan ini sudah diabdikan untuk masyarakat yang memerlukan bantuan mereka.
Toto juga mampu mengindera jin, dan beberapa alam gaib lain. Pengalaman ini telah dibukukan ke dalam buku keduanya, yang sebentar lagi terbit, dengan judul (rencana) "Realitas Gaib", yang juga diterbitkan oleh Pustaka Pesantren-LKiS Yogjakarta.
Kinanggit juga sudah bisa melakukan, hanya saja mengingat usianya yang masih sangat muda, belum saya ijinkan untuk megakses jin, yang wajah dan wataknya, banyak yang mengerikan.
Publikasi ini, tujuannya adalah untuk memberikan informasi kepada khalayak, bahwa ada kebenaran lain yang dapat dicapai melalui metode keilmuan yang lain dari pada yang bersifat positifistik, yang selama ini dipelajari.
Wallohu'alam bishshowab.

group

  • groups.google.com/group/pangelmon-spiritualitas
  • pangelmon-spiritualitas@googlegroups.com

Bagaimana pendapat anda tentang tulisan ini

Salam Kenal

kunjungi pula blog http://spiritual-pandrik.blogspot.com/