Kontak Person

Phone: 08122624412

BANK
Acc. Bank Mandiri Surakarta No.138-00-0689319-7 a.n. Supawi Pawenang;
Acc. BPD Jateng Cab. Surakarta No.2-002-11942-5 a.n. Supawi Pawenang;

Jumat, 06 Juni 2008

PERLUNYA REKONSTRUKSI FILSAFAT ILMU

Ilmu dimaknai oleh Orang Jawa sebagai ngelmu, angel yen durung ketemu. Tetapi kalau sudah ketemu, ia akan membuat sesuatu menjadi lebih mudah, hidup menjadi lebih berarti, bersifat lebih membahagiakan, mendongkrak kesejahteraan, dan sebagainya. Angel (kesulitannya) terletak pada proses mencarinya, yang membutuhkan banyak waktu, banyak enaga, banyak biaya, serta pengorbanan-pengorbanan lain. Meskipun memerlukan pengorbanan ekstra, ilmu seseorang ternyata bersinggungan dengan ilmu orang lain yang terkadang sejalan dan terkadang pula berhadapan secara diametral berebut kebenaran.
Kebenaran yang kita usahakan dicapai oleh ilmu yang kita dipelajari, ternyata masih bersifat anggapan saja. Bukan kebenaran secara absolute, itu kalau dilihat dari perspektif orang lain. Demikian juga kebenaran yang diklaim orang lain, belum tentu benar menurut kita. Semakin jelas bahwa perspektif kebenaran seseorang tidak absolut, tetapi relative. Kebenaran bersifat paradok.
Kalau kita perhatikan, semua manusia sebenarnya sedang dalam proses berebut dan menuju kebenaran absolut. Karena kebenaran yang absolute itu bersifat abstrak dan diliputi oleh atmosfir relativitas, maka orang menekuni ilmu untuk menemukan kebenaran itu. Amosfir relativitas yang membiaskan kebenaran ini mempengaruhi pola pikir dan persepsi seseorang dalam mengindikasikan ilmu. Persepsi sendiri sangat dipengaruhi oleh berbagai factor yang melatarbelakangi cara berfikirnya. Cara berfikir mempengaruhi cara bertindak, juga perkataan.
Di dunia ini, dalam mengartikan ilmu, kebanyakan telah terkotak dalam pendapat yang berdasar pada sifat-sifat objektif, realistis, verifikatif, dapat di pahami dan diterapkan oleh orang banyak, sehingga bersifat positivistik. Kondisi inilah yang menentuan sesuatu itu ilmiah, dan yang ilmiah itu adalah kebenaran.
Jika hal ini dipedomani, seperti yang selama ini terjadi, maka kebenaran sebenanya sudah terhilangkan sebagian. Kitab suci agama apapun menjelaskan bahwa ada hal yang bersifat gaib dan yang konkrit. Terus yang gaib, yang tidak dapat diindera oleh kebanyakan orang, tentu tidak mudah untuk diverifikasi. Apakah lantas dikatakan tidak ilmiah?
Sebenarnya pernyataan ini sudah mengulang-ulang dari perdebatan di jaman para nabi, para filosof, hingga sekarang ini terjadi. Kita tahu perdebatan antara Nuh dengan rakyatnya, Ibrahim dengan Namrud, Plato dengan Aristoteles, Kant dengan Descartes, bahkan Presiden dengan legislative, Ahmadiyah dengan FUI, dan sebagainya. Berebut kebenaran dari perspektif yang berbeda. Galileo korban dikotomis klaim keilmiahan.
Maka, mari kita perluas cakrawala kita, bahwa kebenaran itu tidak terbatas pada status kata “ilmiah” yang sebagin besar dimaknai seperti sekarang ini. Untuk itu, jinkan aku berbagi pengalaman spiritualku yang selama ini aku alami, dan ternyata ada kebenaran-kebenaran baru yang mungkin selama ini tidak pernah disangka-sangka oleh pembaca, atau bahkan orang lain.
Berbagai pengalaman itu misalnya (ini hanay sedikit contoh dari yang aku alami):
- Aku melihat objek yang sangat jauh, di Amerika misalnya, dapat saya lihat dari sini, hanya dengan mengektifkan mata hati. Saya dapat menggambarkan secara detil ruang-ruang dan isi yang ada di Gedung Putih. Semua ini tentunya karunia dan ijin Allah. Aku juga dapat mengindera bagaimana magma yang ada di dalam bumi. Suatu bukti, ketika Kelud diperkirakan akan meletus, Aku berkomunikasi dengan Gunung Kelud. Gunung kelud mengatakan kepadaku bahwa dia tidak akan meletus. Setelah aku deteksi ternyata ada selimut gaib yang ada di kawah Kelud. Letusan akan terjadi kalau selimut gaibnya tidak menghalangi. Di sisi lain, Kelud mengatakan kepadaku bahwa aku belum diperintahkan untuk meletus. Maka, itulah akhirnya muncul gunung baru di kawah kelud. Wallahu’alam bil showab.
- Aku mendeteksi penyakit kanker kelenjar Tiroid (pasienku sekarang tinggal di Tanjung Balai). Ia mengalami kanker tiroid yang akhirnya sembuh berkat resep yang aku berikan. Resep itu aku dapatkan dari komunikasi dengan kankernya itu. Kanker itu yang memberi tahu resepnya. Alhamdulillah akhirnya sembuh.
- Aku juga mendeteksi perempuan 55 tahun yang mengidap batu empedu. Ketika itu dia kesakitan dan datang padaku. Aku lihat dengan kekuatanku, dan aku menemukan bahwa ibu ini terkena batu empedu. Dia membenarkan tentang hal itu, dan akhirnya cerita bahwa sebenarnya akan dioperasi oleh dokter, hanya saja terkendala oleh gula darahnya yang ketika itu 320. Aku ajak komunikasi penyakitnya, dan akhirnya aku dapatkan resep, alkhamdulillah dalam jangka 3 minggu ibu itu batu empedunya hilang, gulanya turun menjadi 160. Sebenarnya banyak lagi yang dapat aku sembuhkan dengan metodologi seperti itu, seperti hepatitis, virus di paru-paru, dan sebagainya. Umumnya mereka setelah bosan dengan pengobatan secara medik.
- Alhamdulillah, aku juga diberikan Allah kemampuan untuk komunikasi dengan makhluk gaib. Sebagian dari pengalamanku telah aku tulis dalam blog ini, spiritual-pandrik.blogspot.com.

Itu sekedar cuplikan cerita tentang pengalamanku. Aku mengundang anda, yang benar-benar ingin tahu tentang hal itu, ataupun tentang kondisi kesehatan sendiri ataupun keluarga anda, silakan kontak kami. Info selengkapnya, kunjungi blog kami: spiritual-pandrik.blogspot.com.

Kesimpulan.

Jangan puas dengan ilmu yang ana punyai sekarang, apalagi mengklaimnya sebagai yang paling benar. Ada kebenaran pada orang-orang lain. Kebenaran Absolut hanyalah milik Tuhan, Allah swt.

(ditulis oleh: Argawi Kandito (Pandrik) bin Pawenang).

Tidak ada komentar:

group

  • groups.google.com/group/pangelmon-spiritualitas
  • pangelmon-spiritualitas@googlegroups.com

Bagaimana pendapat anda tentang tulisan ini

Salam Kenal

kunjungi pula blog http://spiritual-pandrik.blogspot.com/